-->
Responsive Theme - SEO Friendly

Selamat Hari Raya Idul Adha 1438 H.

| 0 | Edit Post
kisah nabi Ibrohim dan Ismail AS
Sobat "Bermanfaat", di dalam kitab suci Al qur'an (At Taubah: 36) Alloh SWT. telah mengabarkan kepada kita semua bahwa dalam kurun waktu satu tahun (sebanyak 12 bulan) terdapat empat bulan di antaranya yang termasuk bulan mulia. Para Ulama menjelaskan keempat bulan tersebut dengan ungkapan:

" ثَلاَثَةٌ سَرْدٌ وَ وَاحِدٌ فَرْدٌ "

Artinya, (Empat bulan yang mulia itu) "Yang tiga berurutan dan yang satu menyendiri (terpisah)".

Tiga bulan mulia yang jatuh secara berurutan adalah bulan Dzul Qo'dah, Dzul Hijjah dan Muharrom, sedangkan yang terpisah adalah bulan Rojab. Sobat, tiap - tiap bulan mulia tersebut memiliki keistimewaan tersendiri yang menjadikan ia mulia, sebagaimana halnya bulan Dzul Hijjah sekarang ini. Dalam bulan mulia ini pernah terjadi peristiwa yang di alami oleh Nabiyulloh Ibrohim (seorang nabi yang termasuk dalam golongan Ulul Azmi) dan putra tercintanya Nabi Isma'il 'Alaihimas_Salaam.

Dan peristiwa tersebut sungguh agung yang patut menjadi contoh dan suri tauladan bagi kita umat islam bahwasanya ketaatan dan mengharap keridloan Alloh SWT. harus lebih kita prioritaskan di atas segala - galanya melebihi kecintaan kita terhadap makhluk (anak / keluarga) dan sesuatu yang bersifat kebendaan. Oleh sebab itu dalam ajaran agama Islam peristiwa tersebutlah yang menjadi dasar ibadah qurban yang setiap tahun dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Sobat "Bermanfaat", Alloh SWT. telah mengabarkan peritiwa tersebut melalui firmanNYA dalam ayat yang menceritakan ketika Nabi Ibrohim AS. yang telah berpuluh - puluh tahun lamanya dirundung rindu dan rasa sepi karena tidak memiliki seorang putra, kemudian beliau berdo'a kepada Alloh SWT. sebagaimana dalam Surat Ash Shoffat ayat ke 100 yang artinya: "Yaa Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang putra) yang termasuk dari golongan orang - orang yang sholih". Kemudian Alloh mengabulkan do'a beliau dan memberinya kabar gembira dengan menganugrahkan kepadanya seorang putra (ayat 101) yang diberi nama Isma'il AS.

Sobat, setelah beliau memiliki seorang putra, rupanya dalam penglihatan dzohir (yang tampak oleh mata) seolah rasa kecintaan nabi Ibrohim AS. terhadap putra yang diidam - idamkan sejak lama itu sangat besar sekali sehingga mengalahkan rasa cintanya kepada yang lain.

Dengan keadaan (pandangan dzohir) yang seperti itu, sekali lagi Alloh berkehendak untuk menguji kecintaan nabiyulloh Ibrohim AS. terhadap Alloh SWT. apakah lebih besar dan mengalahkan rasa cintanya terhadap selainNYA ataukah sebaliknya. Kemudian Alloh SWT. mewahyukan kepadanya melaui mimpinya (karena mimpi seorang nabi termasuk wahyu bukan dari nafsu atau setan) untuk menyembelih putra tercintanya nabi Isma'il AS.

Dalam ayat 102, nabi Ibrahim AS. berkata kepada putranya: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Mendengar pertanyaan dari ayahnya, nabi Isma'il AS. menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya_Alloh engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Sobat, dalam ayat 102 ini jelas menggambarkan bahwa Alloh SWT. mengabulkan do'a nabi Ibrahim AS. dan memberinya putra yang sholih, yang juga memiliki rasa cinta dan ketaatan kepada Alloh SWT. melebihi dari segalanya. Tanpa ada rasa takut dan ragu sedikitpun sang putra tercinta ikut mendorong sang ayah dalam mungutamakan rasa tunduk dan taat dalam menjalankan perintah Alloh SWT. demi mencapai RidloNYA.

Kemudian keduanya berserah diri sepenuhnya kepada Alloh SWT. dengan rasa taat dan hanya mengharap RidloNYA. Setelah semuanya siap, nabi Isma'il AS. dibaringkan dan siap untuk disembelih, maka dilaksanakanlan perintah tersebut (ayat 103). Namun keajaiban terjadi (mukjizat), pisau yang sangat tajam yang seharusnya dengan mudah memotong leher nabi Isma'il menjadi tumpul ketika menyentuh kulitnya, meski beliau bekali - kali mencoba menyebelih nabi Isma'il tetap saja pisau itu tumpul dan tidak mampu melukai leher nabi Isma'il. Dan seperti itulah ketika Alloh SWT sudah berkehendak.

Dengan demikian, nyatalah ketaatan keduanya terhadap Alloh SWT. sungguh teramat besar di atas segala - galanya, terbukti beliau berdua mampu dan lulus dalam melaksanakan ujian yang teramat berat ini, dimana seorang ayah harus mengorbankan putra yang sangat disayanginya demi melaksanakan perintah Alloh SWT.

Alloh SWT. berfirman yang artinya:

Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrohim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata". Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (kambing kurban dar Habil bin Adam AS.) (QS. Ash Shoffat: 104 - 107)


kisah nabi Ibrohim dan Ismail AS

Dengan ketaatan kepada Alloh SWT. yang teramat besar melebihi segala - galanya inilah, maka Alloh SWT. sungguh memuji nabi Ibrohim AS. dengan pujian yang baik, yang terus dikenang oleh hamba - hamba Alloh sesudahnya hingga generasi kita saat ini dan generasi anak, cucu, cicit dst. kelak (ayat 108). Dan termasuk dalam rangka memuji ketaatan beliau, maka peristiwa ini diabadikan dalam ajaran Islam berupa ibadah qurban yang rutin dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia dengan memperingati Hari Raya Idul Adha.

Sobat, "Bermanfaat", dihari yang penuh berkah ini saya pribadi dan segenap keluarga besar mengucapkan:


kisah nabi Ibrohim dan Ismail AS

Semoga amalan dan ibadah qurban yang kita lakukan diterima oleh Alloh SWT. dan menjadi lantaran bertambahnya rasa syukur dan ketaqwaan kita terhadap Alloh SWT.

Mari bagikan....


kisah nabi Ibrohim dan Ismail AS
Warga Kampung Smawis.

Dan mari makan satenya bersama - sama.

kisah nabi Ibrohim dan Ismail AS

Akhir kata, semoga bermanfaat dan sukses selalu untuk kita semua. Aamiin...!!!

Share: